Pelatihan merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh rangkaian kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan ( PNPM MPd). Pada setiap tahapan pelaksanaan PNPM MPd akan terjadi proses transfer pengetahuan dan keterampilan antar pelaku, pelaku program dengan masyarakat dan antar masyarakat, sehingga terjadi proses pembelajaran . pendekatan pelatihan dalam PNPM MPd menggunakan pola pembelajaran andragogi ( pembelajaran orang Dewasa) dengan metode partisipatif, untuk meningkatkan kualitas pelaku. Pelatihan BKAD, BP-UPK dan PL dilaksanakan tanggal 23 – 25 September 2013 di Kota Parepare Prov Sulawesi Selatan, peserta berasal dari 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Pinrang, Barru, Soppeng dan Sidrab ( PBSSI ), masing-masing unsur peserta disatukan dalan satu kelas, kelas BKAD sebanyak 74 orang betempat di Hotel Satria, kelas BP-UPK 74 orang dan PL sebanyal 37 orang betempat Hotel Pare Wisata, keseluruhan peserta 185 orang.
Nara Sumber 3 orang Kaban Pinrang, Kaban Soppeng dan Sekcam Barru Kab Barru, Tim Pelatih terdiri dari Tim FasKab dan Fasilitator Kecamatan, Panitia penyelenggara Tim pelaksana DOK dan UPK perwakilan masing-masing kabupaten. Keseluruhan kurang lebih 200 orang terlibat dalam pelatihan.
Meski peserta yang cukup banyak kesigapan panitia dan pembagian tugas yang baik proses pelatihan berjalan dengan baik meskipun beberapa hal masih kurang tetapi secara keseluruhan berjalan maksimal. Proses pelatihan di masing – masing kelas sangat dinamis dan partisipatif, bahkan suasana provokasi membangun semangat peserta, refleksi peran masing – masing pelaku menjadi kritikan dan evaluasi untuk optimalisasi peran mereka, berbagi pengalaman dinamika PNPM MPd di masing – masing wilayah memperkaya pengetahuan peserta tentang pemberdayaan dan PNPM MPd itu sendiri, pemikiran - pemikiran jangka panjang sudah tergambarkan dari uraian – uraian pendapat mereka bagaimana PNPM MPd kedepan
Pengetahuan tentang pemberdayaan masing-masing peserta sangat bervariasi ini dipengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman di dunia pemberdayaan masyarakat dan intensitas keterlibatan dalam PNPM MPd. Ada yang sangat mencolok di kelas BKAD, semangat sukarelawan dan kepedulian masyarakat sangat kental, karena rata-rata BKAD dari tokoh-tokoh masyarakat yang mana kesehariannya mengisi kehidupannya dengan pengabdian kemasyarakat walaupun tidak ada dana yang di alokasikan khusus untuk tugas - tugas mereka.
Kaban BPMD Sidrab menyampaikan materi kelembagaan BKAD, SK Bupati tentang BKAD sudah ada karena peran BKAD sangat penting dalam mengkawal program pemberdayaan, terutama mengawal pasca PNPM MPd berakhir, secara lugas dan padat disampaikan menarik perhatian peserta menyimak materi tersebut.
Di kelas BP-UPK banyak membahas tentang pemeriksaan administrasi dan keuangan, kritikan - kritikan tentang transparansi dan akuntabilitas mewarnai Tanya jawab peserta, evaluasi kinerja BP-UPK . beberapa BP-UPK sudah menjalankan perannya dengan baik namun tidak sedikit juga belum maksimal melakukan dengan alasan kemampuan analisa data masih sangat kurang dan kepedulian terhadap tugas tersebut masih sangat rendah, nara sumber mendorong pentingnya audit dilakukan oleh masyarakat itu sendiri diharapkan program ini mencapai sasaran memberikan pembelajaran tentang transparansi dan akuntabilitas.
Kelas Pendamping Lokal juga sangat dinamis, berbagai pengalaman di gambarkan dengan semangat tentang wilayah mereka dan peranan strategis sebagai pendamping lokal, evaluasi tentang peran mereka sebagai kader – kader pemberdayaan belum menjadi perhatian pemerintah dan masyrakat, secara keseluruhan proses pelatihan sangat aktif dan dinamis, beberapa peserta sikap provokasi dan advokasi nampak mewarnai suasana pelatihan, namun masih dalam situasi terkendali. Mereka juga menuntut agar ada perhatian utamanya pembiayaan transportasi mereka. Diakhir pelatihan kesan dan pesan masing – masing kabupaten di sampaikan dengan lugas, lucu namun sarat dengan kata-kata bijak. Di akhir penutupan pelatihan kata – kata bijak yang sarat penuh makna di sampaikan BKAD Sidrab“ Reso Patemengingi nana lomo reso pammase Allah taala” Hanya Kerja Keras yang tak kenal lelah mendapat rahmat Allah SWT. Materi sudah disimak, Ilmu sudah diperoleh, Implementasi dilaksanakan di masing-masing wilayah.
Strategi pelatihan seperti ini patut di contoh karena memberikan ruang bagi semua peserta untuk berbagi pengalama dari masing – masing wilayah mereka, dan menjadi motivasi mereka untuk lebih maksimal menjalankan tugas – tugas mereka, di sisi lain Fasilitator sebagai Narasumber dan pelatih dapat pengalaman dalam menjalankan tugasnya.
(Irnawati, FasKab Barru)