Sebuah aktivitas dan kegiatan yang memerlukan penanganan berjenjang, mulai petugas lapangan, Supervisor, level manager lapangan dan menager proyek memerlukan keterampilan, pengetahuan dan sikap professional disetiap personilnya. Dan untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan adanya tindakan penguatan kapasitas dari jenjang atas di setiap levelnya.
Begitu halnya dalam PNPM Mandiri Perdesaan, diperlukan upaya pendampingan dan penguatan dari seorang supervisor kepada fasilitator di wilayah dampingannya. Sebab tanpa pendampingan dan penguatan maka beban kerja fasilitator otomatis akan berpindah kepada supervisornya. Contoh paling sederhana ketika supervisor tidak memberikan penguatan pengisian laporan aplikasi kepada fasilitatornya maka otomatis pengisian laporan aplikasi akan dibebankan kepada supervisor itu sendiri.
Dalam bidang teknik demikian halnya. Supervisor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan sedikit lebih dibanding fasilitator wajib memberikan atau menstransfer pengalaman dan ilmu dan pengetahuan kepada fasilitator minimal menfasilitasi proses pertukaran pengalaman ilmu pengetahuan dari fasilitator ke fasilitator lainnya.
Akan tetapi dibalik proses pendampingan dan penguatan pengetahuan keterampilan dan sikap fasilitator tanpa adanya kepercayaan dan pengawasan serta penyerahan wewenang dan tanggung jawab kepada fasilitator dari supervisornya, mustahil system akan berjalan dengan baik. Sebaliknya maka akan meringankan beban kerja dan tekanan yang harus dipikul seorang manager akan semakin ringan.
Dalam hal penguatan dan pendampingan tadi, di Kabupaten Barru telah dimulai sedikit demi sedikit, meskipun belum maksimal akan tetapi sudah terasa dampaknya. Yang masih merupakan pekerjaan rumah selanjutnya adalah proses penguatan dari Fasilitator Teknik kepada Kader Teknik, meskipun masih banyak kendala namun harus tetap diupayakan. (Zuhardani AT, FasTKab Barru)
Begitu halnya dalam PNPM Mandiri Perdesaan, diperlukan upaya pendampingan dan penguatan dari seorang supervisor kepada fasilitator di wilayah dampingannya. Sebab tanpa pendampingan dan penguatan maka beban kerja fasilitator otomatis akan berpindah kepada supervisornya. Contoh paling sederhana ketika supervisor tidak memberikan penguatan pengisian laporan aplikasi kepada fasilitatornya maka otomatis pengisian laporan aplikasi akan dibebankan kepada supervisor itu sendiri.
Dalam bidang teknik demikian halnya. Supervisor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan sedikit lebih dibanding fasilitator wajib memberikan atau menstransfer pengalaman dan ilmu dan pengetahuan kepada fasilitator minimal menfasilitasi proses pertukaran pengalaman ilmu pengetahuan dari fasilitator ke fasilitator lainnya.
Akan tetapi dibalik proses pendampingan dan penguatan pengetahuan keterampilan dan sikap fasilitator tanpa adanya kepercayaan dan pengawasan serta penyerahan wewenang dan tanggung jawab kepada fasilitator dari supervisornya, mustahil system akan berjalan dengan baik. Sebaliknya maka akan meringankan beban kerja dan tekanan yang harus dipikul seorang manager akan semakin ringan.
Dalam hal penguatan dan pendampingan tadi, di Kabupaten Barru telah dimulai sedikit demi sedikit, meskipun belum maksimal akan tetapi sudah terasa dampaknya. Yang masih merupakan pekerjaan rumah selanjutnya adalah proses penguatan dari Fasilitator Teknik kepada Kader Teknik, meskipun masih banyak kendala namun harus tetap diupayakan. (Zuhardani AT, FasTKab Barru)
0 komentar:
Posting Komentar