PNPM MPd Kab.Barru Sulsel

Dengan hadirnya weblog Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) Kabupaten Barru ini, diharapkan dapat membantu dalam mempublikasikan program dan kegiatan yang dilakukan dalam Program ini. Dan juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran serta penerapan sistem pembangunan partisipatif di Kabupaten Barru yang termasuk dalam ruang lingkup PNPM-MP.

Selamat Datang di Weblog PNPM MPd Kab. Barru

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda.

Senja di Ujung Batu Kab. Barru

Selamat Datang di Weblog PNPM MPd Kab. Barru

Rakor Kabupaten PNPM-MPd Kab. Barru

Selamat Datang di Weblog PNPM MPd Kab. Barru

Pelatihan UPK Region PBSSI Tahun 2013

Selamat Datang di Weblog PNPM MPd Kab. Barru

Jumat, 18 Oktober 2013

Daftar Indikatif Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri T.A. 2014

Sehubungan dengan penetapan Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri T.A. 2014 yang akan menjadi acuan bagi seluruh program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan tahun 2014, maka dengan ini kami sampaikan Daftar Indikatif Lokasi dan Alokasi PNPM Mandiri T.A. 2014 sebagai bahan konfirmasi bagi setiap kabupaten/kota selaku penerima bantuan PNPM Mandiri.
Sesuai dengan peta jalan PNPM Mandiri yang telah dikukuhkan oleh Bapak Wakil Presiden RI selaku Ketua Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mulai tahun 2014 akan diterapkan pengalokasian BLM di tingkat kecamatan dengan metode pentargetan yang lebih mendorong penurunan angka kemiskinan
Dalam pentargetan yang baru, pagu kabupaten/kota untuk tahun 2014 tidak akan mengalami perubahan. Pemerintah Daerah dapat mengusulkan perubahan alokasi BLM Kecamatan untuk memberikan perhatian besar kepada kecamatan yang paling miskin. Masukan dari daerah akan kami pertimbangkan untuk menyusun daftar definitif lokasi dan alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 2014.
Konfirmasi dari daerah diharapkan dapat segera disampaikan kepada Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenko Kesra dan Kementerian/Lembaga Pengelola Program terkait, dengan tembusan kepada Deputi Seswapres Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan UKM/Bappenas paling lambat tanggal 21 September 2013. (www.pnpm-mandiri.org)

Data Kemiskinan
 
Adapun Daftar Indikatif Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri T.A. 2014 adalah :




Kamis, 03 Oktober 2013

Pelatihan BKAD, BP-UPK dan PL Region PBSSI Menyatukan Yang Berbeda, Menguatkan Semangat Perubahan dan Mengukuhkan Komitmen


Pelatihan merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh rangkaian kegiatan  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan    ( PNPM MPd). Pada setiap tahapan pelaksanaan PNPM MPd akan terjadi proses transfer pengetahuan dan keterampilan antar pelaku, pelaku program dengan masyarakat dan antar masyarakat, sehingga terjadi proses pembelajaran . pendekatan pelatihan dalam PNPM MPd menggunakan pola pembelajaran andragogi ( pembelajaran orang Dewasa) dengan metode partisipatif, untuk meningkatkan kualitas pelaku. Pelatihan BKAD, BP-UPK dan PL dilaksanakan tanggal 23 – 25 September 2013 di Kota Parepare Prov Sulawesi Selatan, peserta berasal dari  4 Kabupaten yaitu Kabupaten Pinrang, Barru, Soppeng dan Sidrab ( PBSSI ), masing-masing unsur peserta disatukan dalan satu kelas, kelas BKAD sebanyak 74 orang betempat di Hotel Satria, kelas BP-UPK 74 orang dan PL sebanyal 37 orang betempat Hotel Pare Wisata, keseluruhan peserta 185 orang.

Nara Sumber  3 orang  Kaban Pinrang, Kaban Soppeng dan Sekcam  Barru Kab Barru, Tim Pelatih terdiri dari Tim FasKab dan Fasilitator Kecamatan,  Panitia penyelenggara  Tim pelaksana DOK dan UPK perwakilan masing-masing kabupaten. Keseluruhan kurang lebih 200 orang terlibat dalam pelatihan.
Meski peserta yang cukup banyak  kesigapan panitia dan pembagian tugas yang baik  proses pelatihan berjalan  dengan baik  meskipun beberapa hal masih kurang tetapi secara keseluruhan berjalan maksimal. Proses pelatihan di masing – masing kelas sangat dinamis dan partisipatif, bahkan  suasana provokasi  membangun semangat  peserta, refleksi peran masing – masing pelaku menjadi kritikan dan evaluasi  untuk  optimalisasi  peran mereka, berbagi pengalaman dinamika PNPM MPd di masing – masing wilayah memperkaya pengetahuan peserta tentang pemberdayaan dan PNPM MPd itu sendiri, pemikiran - pemikiran jangka panjang sudah tergambarkan dari uraian – uraian pendapat mereka bagaimana PNPM MPd kedepan  
Pengetahuan tentang pemberdayaan masing-masing peserta sangat bervariasi ini dipengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman di dunia pemberdayaan masyarakat dan intensitas keterlibatan dalam PNPM MPd.  Ada yang sangat mencolok di kelas BKAD, semangat sukarelawan dan kepedulian masyarakat sangat kental, karena rata-rata BKAD dari tokoh-tokoh masyarakat yang mana kesehariannya mengisi kehidupannya dengan pengabdian kemasyarakat walaupun tidak ada dana yang di alokasikan khusus untuk tugas - tugas mereka.

Kaban BPMD Sidrab menyampaikan  materi  kelembagaan BKAD, SK Bupati tentang BKAD sudah ada karena peran BKAD sangat penting dalam mengkawal program pemberdayaan, terutama mengawal pasca PNPM MPd berakhir,  secara lugas dan  padat disampaikan menarik perhatian peserta menyimak materi tersebut.
Di kelas BP-UPK banyak membahas tentang pemeriksaan administrasi dan keuangan, kritikan -  kritikan tentang transparansi dan akuntabilitas mewarnai Tanya jawab peserta, evaluasi kinerja BP-UPK . beberapa BP-UPK sudah menjalankan perannya dengan baik namun tidak sedikit juga belum maksimal melakukan dengan alasan  kemampuan analisa data masih sangat kurang dan kepedulian terhadap tugas tersebut masih sangat rendah,  nara sumber mendorong pentingnya  audit dilakukan oleh masyarakat itu sendiri diharapkan program ini mencapai sasaran memberikan pembelajaran tentang transparansi dan akuntabilitas.


Kelas Pendamping Lokal juga sangat dinamis, berbagai pengalaman di gambarkan dengan semangat  tentang wilayah mereka dan peranan strategis  sebagai pendamping lokal, evaluasi tentang peran mereka  sebagai kader – kader pemberdayaan belum menjadi perhatian  pemerintah dan masyrakat, secara keseluruhan proses pelatihan sangat aktif dan dinamis, beberapa peserta sikap provokasi dan advokasi nampak mewarnai suasana pelatihan, namun masih dalam situasi terkendali. Mereka juga menuntut agar ada perhatian utamanya pembiayaan transportasi mereka. Diakhir pelatihan kesan dan pesan masing – masing kabupaten di sampaikan dengan lugas, lucu namun sarat dengan kata-kata bijak. Di akhir penutupan pelatihan  kata – kata bijak yang sarat penuh makna   di sampaikan BKAD Sidrab“ Reso Patemengingi nana lomo reso pammase Allah taala”  Hanya Kerja Keras yang tak kenal lelah mendapat rahmat Allah SWT. Materi sudah disimak, Ilmu sudah diperoleh, Implementasi dilaksanakan di masing-masing wilayah.
Strategi pelatihan seperti ini patut di contoh karena memberikan ruang bagi semua peserta untuk berbagi pengalama dari masing – masing wilayah mereka, dan menjadi motivasi mereka untuk lebih maksimal menjalankan tugas – tugas mereka, di sisi lain Fasilitator sebagai Narasumber dan pelatih dapat  pengalaman dalam menjalankan tugasnya. (Irnawati, FasKab Barru)

Buah Dari Pendampingan dan Penguatan

Sebuah aktivitas dan kegiatan yang memerlukan penanganan berjenjang, mulai petugas lapangan, Supervisor, level manager lapangan dan menager proyek memerlukan keterampilan, pengetahuan dan sikap professional disetiap personilnya.  Dan untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan adanya tindakan penguatan kapasitas dari jenjang atas di setiap levelnya.
Begitu halnya dalam PNPM Mandiri Perdesaan, diperlukan upaya pendampingan dan penguatan dari seorang supervisor kepada fasilitator di wilayah dampingannya. Sebab tanpa pendampingan dan penguatan maka beban kerja fasilitator otomatis akan berpindah kepada supervisornya. Contoh paling sederhana ketika supervisor tidak memberikan penguatan pengisian laporan aplikasi kepada fasilitatornya maka otomatis pengisian laporan aplikasi akan dibebankan kepada supervisor itu sendiri.
Dalam bidang teknik demikian halnya. Supervisor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan sedikit lebih dibanding fasilitator wajib memberikan atau menstransfer pengalaman dan ilmu dan pengetahuan kepada fasilitator minimal menfasilitasi proses pertukaran pengalaman ilmu pengetahuan dari fasilitator ke fasilitator lainnya. 
Akan tetapi dibalik proses pendampingan dan penguatan pengetahuan keterampilan dan sikap fasilitator tanpa adanya kepercayaan dan pengawasan serta penyerahan wewenang dan tanggung jawab  kepada fasilitator dari supervisornya, mustahil system akan berjalan dengan baik. Sebaliknya maka akan meringankan beban kerja dan tekanan yang harus dipikul seorang manager akan semakin ringan.
Dalam hal penguatan dan pendampingan tadi, di Kabupaten  Barru telah dimulai sedikit demi sedikit, meskipun belum maksimal akan tetapi sudah terasa dampaknya.  Yang masih merupakan pekerjaan rumah selanjutnya adalah proses penguatan dari Fasilitator Teknik kepada Kader Teknik, meskipun masih banyak kendala namun harus tetap diupayakan. (Zuhardani AT, FasTKab Barru)

Bimbingan Kelompok SPP Oleh Tim Pelatih Masyarakat (TPM)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri perdesaan (PNPM-MPd) merupakan salah satu program Pemberdayaan masyarakat dengan target sasaran kegiatan adalah masyarakat Perdesaan. Visi PNPM-MPd adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Dan kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya. Sehingga target dari program ini adalah mengurangi angka kemiskinan dan membuka lapangan kerja dalam rangka mengurangi angka pengangguran melalui proses pemberdayaan.
Berbicara tentang kemiskinan, bahwa kemiskinan terbagi menjadi; kemiskinan mutlak (absolute puoverty) yaitu: individu atau kelompok yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Dan kemiskinan Relatif (relative proverty) yaitu menekankan ketidaksamaan kesempatan dan kemampuan diantara lapisan masyarakat untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan dalam menikmati kehidupannya. Sementara kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan sebagai akibat karakter budaya serta etos kerja yang rendah, Dan kemiskinan structural yaitu akibat dari struktur yang timpang. Selanjutnya berbicara tentang pengangguran terbagi menjadi pengangguran terselubung (underemployment) yaitu orang-orang yang bekerja dibawah kapasitas optimalnya, dan pengangguran terbuka (oven unemployment) yaitu orang-orang yang sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan pekerjaan sama sekali.  Maka salah satu upaya Program Nasional Pemberrdayaan Masyarakat Mandiri Perdesan (PNPM-MPd) untuk menjawab semua persoalan kemiskinan dan pengangguran di atas, adalah salah satunya dengan pemberian modal bagi kelompok perempuan, yaitu dana perguliran yang lebih dikenal dengan kelompok simpan pinjam usaha perempuan (SPP)
Muncul pertanyaan, “bagaimana caranya dari seorang masyarakat miskin yang belum punya banyak pengalaman dalam mengelola keuangan, akan bisa memanfaatkan Bantuan Dana untuk di kelola sebagai sebuah modal usaha..??” tentu bisa, selama mereka terus di bimbing dan di bina dengan sebaik-baiknya. Lalu siapakah yang mempunyai peran penting dalam pembinaan yang dimaksud.? Selain peran dari semua elemen, Tentu diharapkan adalah dari kalangan masyarakat yang bertujuan untuk lebih memaksimalkan pembinaan.
Maka untuk menjawab persoalan itu, dibentuklah Tim Pelatih Masyarakat yang disingkat dengan TPM, yang sebelumnya tim ini dilatih untuk siap menjalankan Tupoksinya. Tenaga Pelatih Masyarakat (TPM) adalah sekelompok warga masyarakat setempat, yang memiliki kemampuan/ kompetensi khusus di bidang tertentu terkait pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang berperan memfasilitasi kegiatan pelatihan masyarakat. Tenaga Pelatih Masyarakat (TPM) adalah seoarang pelatih dari unsur masyarakat yang secara sukarela memfasilitasi masyarakat agar mempunyai kemampuan dalam merumuskan strategi dan penyelesaian mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas mereka sendiri. Setelah dilatih, TPM ini secara aktif melakukan berbagai macam Pendampingan dan Pembinaan di masyarakat kecamatan masing-masing. Seperti yang telah dilakukan oleh TPM Kecamatan balusu, yang secara rutin melakukan Pendampingan dan Pembinaan kepada Kelompok-kelompok SPP yang ada di Kecamatan Balusu. 
Pendampingan ini lebih bertujuan untuk; memberikan pemahaman kepada kelompok dalam pengelolaan dana bergulir agar usaha bisa berkembang, terkhusus  dari segi managemen dan administrasi kelompok. Pendampingan ini juga bertujuan untuk memberikan motivasi dan spirit di dalam berusaha. Karena materi yang disajikan dalam pendampingan ini, selain adiministrasi kelompok, juga tentang langkah-langkah menjadi pengusaha dan kiat-kiat menjalankan usaha, sehingga kelompok spp dapat termotivasi dalam menjalankan usaha yang dijalani,  selain itu juga untuk mengurangi dan mencegah kemacetan dalam usaha sehingga terjadinya penunggakan pengembalian  juga dapat dicegah. karena “Uang itu ibarat seekor kuda, sangat berguna dan penting, tetapi juga sangat berbahaya bila tidak mampu dikendalikan. Banyak kasus  rumah tangga berantakan yang bersumber dari masalah uang baik karena kekurangan maupun karena kelebihan. Maka yang terpenting adalah kita yang harus menguasai uang bukan uang yang menguasai kita”. (Lalu, FK Balusu)

Langkah Taktis TPK Kel. Mallawa Memanfaatkan Ukuran Sempit Papan Informasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan merupakan salah satu mekanisme pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. Dalam PNPM mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif dan transparansi, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana , sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya
Untuk memudahkan pemantauan oleh masyarakat, TPK diwajibkan untuk menempelkan laporan kegiatan administrasi, penggunaan dana dan progres pelaksanaan kegiatan di papan informasi. Namun karena ukuran papan informasi proyek Kel. Mallawa yang tidak begitu luas namun TPK dan KPMD/K Kelurahan Mallawa tidak kehilangan akal untuk memberikan hak masyarakat mendapatkan informasi seluas-luasnya atas kegiatan pekerjaan Jalan Rabat Beton di lingkungan Joncongan Kel. Mallawa demi mewujudkan prinsip Transparansi dan Akuntabilitas program.
Beberapa informasi penting seperti Gambar Desain & RAB, Copy Surat perjanjian kontak TPK & Suplayer, bahan & volume material yang dilelang, Daftar Pekerja dan penerimaan insentif, Catatan harian penerimaan material, bukti penerimaan material, RPD, LPD, Bukti transaksi dan transfer dana ke suplayer, Berita acara musyawarah, daftar hadir, dan dokumentasi-dokumentasi kegiatan. Karena sempitnya luas baliho/ papan informasi kegiatan maka TPK dan KPMD/K menempel dengan cara Menumpuk beberapa informasi tersebut diatas dan memasangnya di dinding rumah salah satu penduduk dekat dan berdepan dengan pekerjaan fisik yang dikerja untuk memudahkan dilihat oleh banyak warga dan terlindung dari hujan.
Berkat kerja sama dari TPK Kel. Mallawa Firman Abdullah (Ketua), Bachtiar (Sekretaris) dan Ambrul Madjid (Bendahara) dan KPMD/K (Asri dan Wati) serta dukungan dan partisipasi masyarakat, selama proses pelaksanaan hingga selesainya pekerjaan Alhamdulillah tidak ada kendala karena terpenuhinya hak masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan terbuka dengan penerapan prinsip program yaitu transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat. Serta bisa di MDST kan tanggal 25 Juli 2013. (Gusti, FK Mallusetasi)